Kajian Implementasi E-Learning Terhadap Perusahaan Keuangan

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

Peningkatan Teknologi yang disertai keberadaan Internet saat ini kian pesat dan sangat mempengaruhi seluruh aspek kehidupan termasuk dan tidak terbatas pada bidang Pendidikan. Penyelenggaraan pendidikan saat ini telah memungkinkaan proses Belajar , Perkulihaan serta Diklat yang sebelumnya kegiatan tersebut dilakukan di ruang kelas dengan cara tatap muka, maka dengan adanya internet dan aplikasi pendukung seperti  E-Learning telah memungkinkan proses kegiatan belajar lebih fleksibel dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja dengan menggunakan perangkat PC (Personal Computer), Laptop dan Gawai (Handphone & Computer Tablet). E-Learning merupakan ragam metode yang dapat digunakan untuk menyelenggarakan pendidikan pada trend  saat ini, metode E-Learning adalah konsep belajar secara efektif yang dihasilkan dengan cara menggabungkan penyampaian materi secara digital yang terdiri dari dukungan dan layanan dalam belajar.(Vaughan Waller, 2001) 

 Pandemi Covid-19 di Indonesia merupakan bagian dari pandemi penyakit Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang sedang berlangsung di seluruh dunia, Dalam rangka mendukung program pemerintah dan mengantisipasi penyebaran Coronavirus (Covid-19) diperlukan Reformasi Sistem Penyelenggaraan Pendidikan yang terintegrasi oleh Internet tanpa harus adanya kontak fisik dalam melaksanakan kegiatan belajar, menurut  World Health Organization (WHO) salah satu cara untuk mencegah penyebaran Corona virus (Covid-19) dengan cara menerapkan Physical Distancing dengan artian pembatasan jarak manusia secara fisik. Hal tersebut menjadi salah satu pendorong pentingnya keberadaan sistem    E-Learning.

Dalam rangka pengembangan sektor jasa keuangan yang dihadapkan pada berbagai tantangan baik dari ketidakpastian ekonomi global dan domestik maupun perkembangan teknologi yang begitu pesat, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) telah Menyusun Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI) 2021-2025 sebagai kerangka dasar arah kebijakan strategis sektor jasa keuangan sehingga sektor jasa keuangan mampu tumbuh secara berkelanjutan, resilient, berdaya saing serta berperan optimal bagi pembangunan nasional dengan Pola Pikir (Mind Map) Latar Belakang sebagai berikut:

 

Dalam Master Plan tersebut ditegaskan bahwa pengembangan sektor jasa keuangan yang berdaya saing perlu didukung oleh kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) sektor jasa keuangan yang profesional, berintegritas, dan berdaya saing global. Lembaga jasa keuangan dituntut untuk terus meningkatkan kemampuan beradaptasi dengan menciptakan layanan keuangan yang cepat, mudah, murah, andal, dan berorientasi pada konsumen sehingga mampu bersaing secara nasional dan global. Untuk itu, sektor jasa keuangan yang didukung dengan kapasitas SDM yang berdaya saing akan sangat dibutuhkan dalam menghadapi kompetisi yang begitu tinggi dengan semakin kompleks dan borderless-nya produk keuangan serta masifnya pemanfaatan teknologi. SDM merupakan ujung tombak bagi bank dalam memenangkan persaingan untuk bisa memiliki SDM yang kompeten, profesional dan berdaya saing maka bank harus melakukan pengembangan kualitas SDM secara berkelanjutan.

Merujuk pada Cetak Biru Pengembangan Sumber Daya Manusia Sektor Jasa Keuangan (2021-2025), Bank Lampung selaku Pemegang Izin Usaha Keuangan Perbankan untuk kepentingan umum di Propinsi Lampung dan sekitarnya wajib menyediakan jasa keuangan secara terus-menerus, dalam jumlah yang cukup dan dengan mutu serta kehandalan yang baik. Dengan demikian Bank Lampung harus mampu melayani kebutuhan saat ini maupun di masa yang akan datang agar perusahaan dapat memenuhi kewajiban yang diminta oleh Cetak Biru tersebut. Bahkan merujuk pada Human Capital Strategic Plan Bank Lampung tahun 2021-2025, perusahaan akan meningkatkan kualitas dan kuantitas Human Capital sebagai upaya Bank Lampung untuk mendukung program Pemerintah Daerah Lampung sesuai tabel berikut:

 

Sebagai upaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat Indonesia, tentunya Bank Lampung harus didukung oleh SDM yang tangguh dan kompeten. Hal ini tidak lepas dari peran sistem pendidikan yang akan dibangun oleh Bank Lampung yang disebut sebagai E-Learning.

Berdasarkan data Divisi Human Capital bahwa terdapat pertumbuhan jumlah pelaksanaan Diklat dan jumlah pegawai yang mengikuti Diklat dari tahun 2020 yaitu sebesar 547 pegawai dengan jumlah hari pelatihan 221 meningkat di tahun 2021 sebanyak 862 pegawai jumlah hari pelatihan 318 sesuai tabel berikut ini:

 

Jumlah pegawai yang mengikuti Diklat tentunya harus diimbangi dengan kesiapan hardware, software dan brainware pendukung. Apabila dibandingkan dengan jumlah kelas yang tersedia, jumlah instruktur yang siap mengajar dan pegawai  Diklat yang mengemban tugas sebagai administrator kelas, maka dibutuhkan terobosan agar kelas tetap dapat berlangsung. Salah satu strategi Bagian Diklat Bank Lampung adalah dengan melibatkan pemberdayaan teknologi informasi sebagai bagian penting pelaksanaan Diklat.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dalam kajian ini adalah sebagai bahan pertimbangan manajemen Bank Lampung untuk mengimplementasikan sistem pembelajaran berbasis online yang disebut E-Learning Bank Lampung. Pada dasarnya, E-Learning Bank Lampung merupakan portal berbasis web (web based) yang interaktif dan terhubung dengan jaringan internet/intranet sehingga memudahkan pekerja untuk belajar secara real time. Teknologi ini menjadi alternatif bagi perusahaan dalam rangka memelihara, mengembangkan, dan meningkatkan kompetensi pekerja serta efisiensi biaya yang dikeluarkan oleh Bank Lampung dengan jagka panjang.

 

BAB II

TINJAUAN UMUM

 

Pengembangan sistem pembelajaran online learning perlu menjadi perhatian khusus, setiap perusahaan untuk mempersiapkan diri menyikapi dampak dari revolusi industri dengan pengembangan online learning sebab di masa mendatang belajar tidak ada batasan ruang (borderless). Teknologi komputer dan internet, baik perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware) memberikan banyak tawaran dan pilihan bagi dunia pendidikan dan pelatihan untuk menunjang proses belajar para pegawai. Keunggulan yang ditawarkan terletak pada faktor kecepatan untuk mendapatkan informasi, disamping itu teknologi informasi menawarkan fasilitas multimedia yang dapat mengembangkan proses belajar lebih menarik melalui visualisasi secara interaktif. Jika dulu Diklat hanya diselenggarakan secara In Class Training (ICT), yang mana berarti adanya pertemuan fisik antara Instruktur dan siswa, maka kini dengan sentuhan teknologi pelaksanaan Diklat bisa diselenggarakan pada tempat yang  berbeda dan kapanpun, tanpa menganggu pelaksanaan pekerjaan.

Sejalan dengan berkembangnya bisnis, peran E-Learning bagi Bank Lampung menjadi krusial. Sistem pembelajaran ini menjadi memiliki andil besar dalam mengembangkan pengetahuan pekerja dan menata mutu kelembagaan Bank Lampung hal ini dibuktikan dengan masuk menjadi road map pengembangan jangka panjang, sebagaimana yang dituangkan dalam Laporan Tahunan Bank Lampung 2021 dalam Penyiapan Manajemen Pembelajaran (Learning Management) yang meliputi : 

1. Mengembangkan program pembelajaran dan mengevaluasi pelaksanaannya

2. Melakukan analisis kebutuhan pengembangan kompetensi jangka pendek dan menengah serta melaksanakan    dengan skla prioritas   

3. Menyusun kajian pembentukan sistem e-learning. 

BAB III

PEMBAHASAN

 

Perkembangan dan pertumbuhan perusahaan mempersyaratkan ketersediaan sumber daya manusia yang andal melalui peningkatan kualitas, sumber daya manusia yang berkualifikasi menurut kebutuhan perusahaan dapat diperoleh melalui program pelatihan dan pengembangan pekerja. Hal tersebut merupakan faktor yang mendorong tercapainya kompetensi pekerja sehingga dapat memberikan kinerja terbaik pada perusahaan. Perusahaan perlu mengidentifikasi kebutuhan organisasi sehingga perusahaan dapat menerapkan jenis program pelatihan dan pengembangan yang akan diberikan kepada individu dalam organisasi.

Kesesuaian kebutuhan organisasi dan tugas dengan program pelatihan serta pengembangan pekerja akan mendukung peningkatan kompetensi pekerja. Penyesuaian diri terhadap lingkungan kerja, menyelaraskan kemampuan diri terhadap perkembangan teknologi dan perkembangan regulasi dalam dunia usaha merupakan sasaran dari pelatihan dan pengembangan pekerja, sehingga pekerja kompeten dalam menjalankan tugas-tugasnya. Program pelatihan dan pengembangan pekerja dapat meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan pengalaman pekerja terhadap pekerjaannya. Maka diperlukan terobosan baru untuk mengembangkan aset perusahaan berupa SDM yang handal demi menghadapi persaingan bisnis di era revolusi Industri 4.0 dengan cara membangun sistem E-Learning yang terintegrasi dan sistematis.

E-Learning diharapkan dapat membantu merubah pola pendidikan dan pelatihan yang selama ini dilakukan secara konvensional dengan tatap muka secara langsung menjadi daring/Online, dalam kondisi Pandemi Corona Virus Disease-19 (Covid-19) seluruh pekerja Bank Lampung diwajibkan menerapkan protokol kesehatan khususnya social distancing, sehingga pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan menyesuaikan rotocol kesehatan.

 

A.    Perbandingan E-Learning dan Konvensional 

 

NO

E-LEARNING

KONVENSIONAL

1.

Lebih menghemat waktu

Metode pembelajaran secara tatap muka membutuhkan waktu untuk memberikan instruksi kepada para peserta pelatihan.

2.

Dapat diakses kapan saja dan dimana saja

Memiliki keterbatasan waktu dan membutuhkan ruangan untuk pembelajaran tatap muka.

3.

Memaksimalkan Penyerapan Materi

Pembelajaran tatap muka cenderung dituntut untuk memiliki daya tangkap dan kecepatan mencatat materi dengan baik agar mampu memahami materi yang disampaikan.

4.

Ramah Lingkungan

Membutuhkan kertas / alat tulis lebih banyak. Menurut sebuah study yang dilakukan oleh Open University menunjukan bahwa sistem e-learning dapat menghemat energi hingga 90 persen.

5.

Sesuai dengan Era Digital

Sebagian besar perusahaan telah menetapkan sistem  e-learning sebagai metode pelatihan kerja yang mana dapat membawa karyawan agar mampu beradaptasi dengan teknologi. Terlebih di era digital, setiap perusahaan tentunya membutuhkan kemudahan akses yang praktis dan fleksibel

 

BAB IV

KESIMPULAN

 

Dari uraian tersebut diatas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

 1.  Pentingnya sistem e-learning agar lebih optimal dalam rangka peningkatan kompetensi pekerja yang bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja;

2.   Pengembangan sistem  e-learning yang dilakukan secara pribadi/Bank dapat menghemat biaya namun dapat memakan waktu yang cukup lama dikarenakan dalam sistem e-learning banyak memiliki modul aplikasi;Penerapan sistem e-learning dapat menekan penularan virus Covid-19 dikarenakan setiap pekerja yang melakukan assessment / pelatihan menggunakan gawai atau perangkat pribadi yang terkoneksi oleh internet; 

 

 


0 Response to "Kajian Implementasi E-Learning Terhadap Perusahaan Keuangan"

Post a Comment

DILARANG KOMEN YANG MENIMBULKAN KESAN SARA,PENGHINAAN DAN PORNOGRAFI